MDPI Perkuat Kolaborasi dengan BRIN untuk Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan di Indonesia
September 11, 2024
Oleh: Zaki Tristi
Denpasar, 10 September 2024 – Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) mengambil langkah maju dalam mendukung keberlanjutan perikanan nelayan skala kecil dengan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama Pusat Riset Perikanan, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) (Selasa, 10/09). Acara ini berlangsung di Ruang Rapat D Gedung Kelas Baru Pusbindiklat, Komplek BRIN Bogor, yang ditandatangani langsung oleh Direktur MDPI Yasmine Simbolon dan Kepala Pusat Riset Perikanan BRIN Dr. Fayakun Satria.
Kolaborasi ini berfokus pada penguatan riset ilmiah, inovasi teknologi, serta pemberdayaan nelayan skala kecil di Indonesia, yang merupakan prioritas utama MDPI. “Kami melihat kolaborasi ini sebagai peluang besar untuk memperkuat posisi nelayan kecil di pasar global, sekaligus memastikan keberlanjutan jangka panjang sumber daya perikanan kita,” ujar Yasmine Simbolon.
Salah satu aspek terpenting dalam kerja sama ini adalah pengumpulan dan pengelolaan data ilmiah yang lebih mendalam, khususnya terkait perikanan tuna handline di Indonesia. Bersama BRIN, MDPI akan mengumpulkan data komprehensif tentang komposisi hasil tangkapan, penggunaan umpan hidup, dan interaksi nelayan dengan spesies yang terancam punah atau dilindungi (ETP Species). Data ini akan menjadi dasar ilmiah untuk mendukung proses sertifikasi ecolabelling tuna madidihang (yellowfin tuna) dan sebagai laporan ilmiah yang disampaikan ke Regional Fisheries Management Organization (RFMO) yaitu Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) serta Indian Ocean Tuna Commission (IOTC).
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung nelayan kecil, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas data yang mereka hasilkan, tetapi juga agar data tersebut dapat diakui secara global untuk kepentingan sertifikasi,” tambah Yasmine.
Dr. Fayakun Satria dari BRIN juga menekankan pentingnya kolaborasi ini bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perikanan. “Melalui kerja sama riset dan monitoring perikanan skala kecil bersama MDPI dapat memperkuat upaya pengelolaan sumber daya ikan berdasarkan data ilmiah yang baik. Sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan memupuk program nasional untuk keamanan pangan dan ekonomi biru,” kata Fayakun.
MDPI juga berperan penting dalam pengembangan teknologi informasi berbasis pelacakan kapal (boat tracking) untuk nelayan skala kecil. Teknologi ini bertujuan untuk memverifikasi wilayah penangkapan ikan, interaksi dengan ETP Species, dan memastikan ketelusuran (traceability) hasil tangkapan. Dengan adanya sistem pelacakan ini, MDPI berharap produk perikanan dari nelayan kecil Indonesia bisa lebih dipercaya di pasar global, yang semakin menuntut transparansi dalam rantai pasokan perikanan.
“Pelacakan kapal nelayan kecil ini akan membuka peluang lebih besar bagi produk perikanan Indonesia untuk menembus pasar internasional, sekaligus menjaga kelestarian laut kita,” ujar Yasmine Simbolon.
Dr. Fayakun menambahkan, “Teknologi ini penting, tidak hanya untuk verifikasi dan ketelusuran, tetapi juga untuk memastikan bahwa aktivitas nelayan kecil tetap berada dalam koridor keberlanjutan. Ini adalah langkah nyata yang kami harapkan bisa diadopsi secara lebih luas di masa depan.”
MDPI juga akan memainkan peran sentral dalam pelaksanaan Tuna Harvest Strategy, melalui program scientific observer on-board serta port sampling di pusat-pusat pendaratan ikan. Program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan Rencana Pengelolaan Perikanan (RPP) untuk tuna, cakalang, dan tongkol (TCT), serta Fisheries Improvement Program (FIP). Data yang dihasilkan dari kegiatan ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan perikanan dan memastikan kepatuhan terhadap standar internasional.
Melalui kerja sama ini, MDPI berharap dapat semakin memperkuat akses nelayan kecil ke pasar internasional. “Kami ingin memastikan nelayan kecil dapat mempertahankan sertifikasi penting seperti Fair Trade (FT) dan Marine Stewardship Council (MSC), yang sangat menentukan daya saing produk perikanan di pasar global,” jelas Yasmine.
MDPI dan BRIN juga akan bekerja sama dalam memperkuat peran Indonesia di forum-forum internasional terkait pengelolaan perikanan tuna dan perikanan skala kecil lainnya. Partisipasi ini penting untuk memastikan bahwa suara dan kebutuhan nelayan kecil Indonesia didengar di tingkat global, serta memastikan bahwa kebijakan internasional yang diambil sejalan dengan kondisi di lapangan.
Selain itu, kolaborasi ini juga mencakup penelitian dan program peningkatan perikanan (FIP) pada tuna dan perikanan potensial lainnya yang dikelola oleh Sahabat Laut Lestari (SLL), unit usaha sosial MDPI. Program ini diharapkan dapat mendukung upaya jangka panjang dalam mencapai perikanan berkelanjutan di Indonesia.
MDPI melihat Perjanjian Kerja Sama dengan BRIN ini sebagai tonggak penting dalam upayanya untuk memajukan perikanan skala kecil di Indonesia. Melalui riset ilmiah yang kuat, inovasi teknologi, dan dukungan untuk akses pasar global, MDPI berharap dapat memberdayakan nelayan skala kecil Indonesia agar terus berkontribusi pada keberlanjutan laut dan kesejahteraan ekonomi mereka.
“Kami sangat bersemangat tentang peluang yang akan tercipta dari kerja sama ini. Bagi MDPI, ini adalah kesempatan untuk tidak hanya memperkuat komunitas nelayan kecil, tetapi juga memastikan bahwa mereka tetap relevan dan kompetitif di dunia perikanan global yang terus berkembang,” tutup Yasmine Simbolon.
Dr. Fayakun menambahkan, “Kami di BRIN berharap kolaborasi ini akan menjadi model yang bisa ditiru oleh sektor lain dalam memperkuat hubungan antara riset ilmiah dan implementasi di lapangan. Kami yakin bahwa kemitraan ini akan membawa manfaat besar bagi masa depan perikanan Indonesia.”
Bantu kami membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi perikanan dengan berdonasi untuk MDPI.
Dengan dukungan Anda, kami dapat terus membawa perubahan jangka panjang bagi nelayan skala kecil dan masyarakat pesisir di Indonesia.