Sejarah Perikanan Tersertifikasi Ekolabel di Maluku, Indonesia

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Pulau Buru tidak banyak dilirik. Namun dunia perikanan mengenal Buru sebagai rumahnya nelayan berstandar dunia. Sepuluh tahun lamanya, ratusan nelayan kecil di sana menangkap tuna sesuai dengan standar sertifikasi internasional; dan praktik tersebut menjadi tetes perubahan yang riaknya terasa hingga ke luar lingkar komunitas nelayan kecil.

Awal mula perikanan berkeadilan di Maluku

Para nelayan tersebut adalah pemegang sertifikasi Fair Trade USA, sebuah organisasi sertifikasi ekolabel dengan fokus pembangunan sosial dan konservasi lingkungan. Tahun 2013 Fair Trade USA membangun Fair Trade USA Captured Fisheries Standard, yakni standar khusus produk perikanan tangkap laut. Anova Seafood dan rekan-rekan usahanya di Indonesia setuju menguji coba implementasi pertama dari sertifikasi, dengan MDPI sebagai mitra pelaksana lapangan.

Sejak tahun 2013, MDPI memastikan sebagian rantai pasok tuna Anova Seafood dapat melaksanakan standar Fair Trade USA. Rantai pasok ini termasuk dari nelayan, pengumpul, hingga ke level industri. MDPI mulanya mendampingi unit pemrosesan PT Harta Samudera dan empat kelompok nelayan skala kecil di Ambon dan Buru, Maluku. Dari empat kelompok mula-mula, satu kelompok nelayan Buru yang berhasil bertahan hingga kini; Kelompok Nelayan Wamrugut Tuna Bersatu.

Nelayan kecil di Buru: Awalnya sungkan menjalani standar ekolabel

MDPI staff facilitating a meeting for Fair Trade USA-certified fishers.
Umar Papalia, anggota Kelompok Nelayan Wamrugut Tuna Bersatu, salah satu yang  pertama tersertifikasi Fair Trade USA.

Secara fisik, tuna yang berekolabel dan yang tidak tampak sama; sama-sama merah, sama-sama enak, dan sama-sama berkualitas. Meski begitu, produksi tuna yang berlabel harus mengikuti prinsip-prinsip sosio-ekonomi dan lingkungan yang kompleks. Hal inilah yang mula-mula membuat nelayan enggan mengikuti standar yang jumlahnya ratusan.

“Awalnya, saya enggan menjalankan standar ekolabel Fair Trade USA,” ujar Umar Papalia, anggota Kelompok Nelayan Wamrugut, kelompok pertama yang tersertifikasi ekolabel di Buru sejak tahun 2014. Hal ini disebabkan banyak nelayan terlibat dalam program-program semu di mana mereka sering dijadikan objek program.

Nelayan perlu memastikan bahwa praktik produksinya dilaksanakan secara berkeadilan dalam aspek lingkungan dan sosial; apakah nelayan dan kapalnya teregistrasi sesuai dengan hukum yang berlaku? Apakah mereka memancing dengan cara yang berkelanjutan? Apakah kelompok mereka sudah membentuk ruang aman bagi seluruh anggota untuk bersuara? Dan yang terpenting, apakah nelayan dapat mempertanggungjawabkan ketelusuran ikannya

Baca juga: Asuransi Nelayan Mandiri: Bentuk kesadaran dan kepedulian nelayan Fair Trade

Kunci sertifikasi bertahan

MDPI staff facilitating a meeting for Fair Trade USA-certified fishers.
Staf MDPI memfasilitasi rapat nelayan Fair Trade.

Dalam skema sertifikasi Fair Trade USA, sebagian kecil dari selisih keuntungan penjualan tuna di pasar ekspor akan mengalir kembali ke nelayan. Insentif tersebut dikenal sebagai Dana Premium.

“Namun setelah melihat uang Dana Premium, saya sadar sertifikasi ini tidak main-main. Kami bisa membeli pisau tahan karat, mesin kapal, bahkan membuka tabungan pendidikan anak,” jelas Umar yang kini anaknya dapat lulus sarjana berkat usaha tuna ekolabel.

Pada tahun-tahun pertama implementasi ekolabel, nelayan banyak menggunakan insentifnya untuk fasilitas umum desa dan kelengkapan memancing. Mereka menggunakan dananya untuk pembangunan sosial seperti pembangunan fasilitas tambahan rumah ibadah dan jalan setapak menuju lokasi pendaratan ikan. Selang beberapa tahun, mereka menggunakan dana tersebut untuk membuka akun asuransi nelayan dan tabungan anak. Semua itu tidak lepas dari pendampingan yang mengarahkan mereka agar mematuhi standar-standar Fair Trade USA, termasuk yang berkaitan dengan Dana Premium, secara berkelanjutan dan berkeadilan

Baca juga: Program Anova untuk Fair Trade Indonesia

Berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan

“Banyak standar yang nelayan sulit penuhi sendiri. Kehadiran kami (MDPI) sebagai pelaksana lapangan membantu dalam membimbing dan memastikan standar ekolabel dapat dilaksanakan oleh setiap pemangku kepentingan, khususnya nelayan,” ujar Yasmine “Jaz” Simbolon, Direktur MDPI yang sebelumnya bertanggung jawab atas program Fair Trade MDPI.

Kini nelayan Fair Trade USA Buru sudah terbiasa melakukan praktik perikanan berkelanjutan. Mereka juga sudah mampu mengelola organisasi dan keuangan dari Dana Premium untuk keperluan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Dari pengalaman Buru, sertifikasi ekolabel terbukti bermanfaat bagi nelayan kecil. Dengan sedikit motivasi keberlanjutan sosio-ekonomi dan lingkungan, pelaku bisnis dapat terlibat dalam praktik perikanan berkelanjutan.