Antara MDPI, Impian, dan Harapan Perikanan Indonesia

Oleh Maulana Diaurrahman

Kore, MDPI- Saya Maulana Diaurrahman, salah satu mahasiswa semester I Jurusan Perikanan di Universitas Mataram, yang turut serta dalam Kegiatan Magang di Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI). Saya memilih lokasi magang di Yayasan MDPI di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Kegiatan magang saya lakukan selama periode 20 Desember 2023 hingga 22 Januari 2024. Bergabung dengan Yayasan MDPI sebagai peserta magang, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Saya memperhatikan dan mengikuti setiap informasi yang disampaikan melalui media dan kanal resmi MDPI, seperti di sosial media dan situs web, membuat saya bertekad untuk merealisasikan teori yang saya dapatkan selama di ruang-ruang kampus.

Inspeksi Kapal Perikanan untuk mendapatkan Sertifikat CPIB Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

Mendapatkan kesempatan untuk magang bersama MDPI merupakan sebuah penambahan wawasan dan pengalaman baru dalam kehidupan saya secara personal. Berbaur dengan nelayan dan mendengar aspirasi mereka, membuat saya sadar bagaimana kehidupan masyarakat khas pesisir, tentang harga jual ikan yang fluktuatif, hingga potret-potret kehidupan masyarakat pantai yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Seperti contoh, permasalahan finansial menjadi satu dari berbagai dinamika yang nelayan hadapi, yang kemudian menuntut adanya strategi ekstra dalam hal manajemen keuangan keluarga, serta perlu memikirkan mata pencaharian tambahan untuk bisa menopang penghidupan keluarganya selama musim laut tak bersahabat. Catatan-catatan itu kemudian menjadi refleksi bagi saya agar lebih mampu memahami kondisi masyarakat pesisir Indonesia saat ini secara holistik.

Inspeksi Kapal Perikanan untuk mendapatkan Sertifikat CPIB Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

Selama menjalani proses magang di MDPI, salah satu kegiatan yang telah saya lakukan di antaranya adalah mengenai pendataan ikan. Kegiatan ini merupakan aktivitas mengumpulkan informasi dan data berupa panjang dan berat spesies ikan Tuna (Tuna Sirip Kuning dan Cakalang), informasi trip seperti durasi hari melaut, pengeluaran untuk bahan bakar selama melaut, jumlah es yang dibawa saat melaut, lokasi memancing yang efisien, lokasi mendapatkan umpan, jenis umpan yang digunakan, dan informasi lainnya sebagai kebutuhan data riset.

Selain mengumpulkan data sampling, saya juga berkesempatan untuk melihat bagaimana pemasangan teknologi “Spotrace” yang berfungsi untuk melihat dan memantau pergerakan perahu nelayan selama melakukan kegiatan melaut. Seiring berkembangnya teknologi dan inovasi, MDPI senantiasa menjawab tantangan zaman dengan memperbarui sistem teknologi yang memudahkan kegiatan penghitungan dan pengumpulan data. Hal ini dengan cara memanfaatkan proses pengumpulan data menggunakan sebuah aplikasi mobile “Ifish Apps” yang dapat diunggah melalui perangkat telepon pintar.

Inspeksi Kapal Perikanan untuk mendapatkan Sertifikat CPIB Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

Selama saya menjalani magang, banyak sekali ilmu dan pengalaman baru yang saya dapatkan. Selain melihat dan mengikuti aktivitas rutin MDPI dalam mengumpulkan data sampling, terdapat juga kegiatan yang ditujukan untuk Komunitas Masyarakat Pesisir khususnya nelayan ikan Tuna yang terbangun dari kerjasaman antara pemangku kepentingan seperti, pemerintah, Non-Government Organization (NGO), Swasta, dan Komunitas Pesisir. Kegiatan ini berupa bimtek (bimbingan teknis) Sertifikasi Kecakapan Penanganan Ikan (SKPI) dan Sertifikasi Cara Penanganan Ikan (SCPIB) di atas kapal. Poin penting dari bimtek ini adalah bagaimana agar para nelayan dapat menjaga dan mempertahankan kualitas dari hasil tangkapannya, sehingga memiliki kesempatan mendapatkan harga yang tinggi. Sertifikat dari bimtek ini juga menjadi salah satu persyaratan agar hasil tangkapan ikan bisa diekspor.

Bimtek CPIB Awak Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

Selain Kegiatan Bimtek SKPI dan SCPIB, saya berkesempatan juga untuk belajar tentang legalitas Armada Tangkap Nelayan, yang dilakukan oleh MDPI bersama berbagai pemangku kepentingan di Desa Kramat dan Desa Malaju Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Sebuah Kapal bisa dikatakan Legal jika sudah memiliki Pas Kecil dan Tanda Bukti Kapal Perikanan untuk Kapal <5 GT. Ada pun petugas yang memiliki wewenang untuk menerbitkan Pas Kecil adalah Kantor KeSyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) atau Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan (KUPP), dan pada kesempatan ini, MDPI bekerja sama dengan KSOP Kelas IV Bima.

Dalam usaha mendapatkan Pas Kecil, ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi oleh Nelayan, di mana secara umum persyaratan tersebut adalah, Surat Permohonan Pengukuran Kapal; Surat Keterangan Hak Milik; Surat Keterangan Tukang; KTP Pemilik; KTP Tukang; dan Foto Armada Kapal yang ingin diterbitkan Pas Kecil. Jumlah kapal yang difasilitasi ada 22 Armada Kapal Handline Tuna di Kecamatan Kilo.

Proses pengambilan foto untuk Sertifikat Bimtek CPIB Awak Kapal Perikanan dari PPN Pengambengan.

Terdapat desas-desus menarik yang saya dengar dari komunitas nelayan tentang MDPI. Pada awal mula MDPI menjajaki kakinya di Kore, nelayan beranggapan bahwa MDPI datang hanya membawa janji dan program tidak jelas seperti kebanyakan Organisasi/LSM lain yang hanya turun untuk survei, mencatat, dan setelah itu menghilang. Namun, anggapan mereka terhadap MDPI berubah 180 derajat. Menurut pengakuan salah satu nelayan, selama dua tahun berjalan, MDPI memberikan Kerja nyata untuk komunitas nelayan seperti Legalitas Armada Kapal (E-Pas Kecil dan TDKP) yang sebelumnya mereka tidak pernah terpikirkan untuk mendapatkannya dan tidak tahu bagaimana mengurus administrasinya. Hingga saat ini, mereka sudah bisa memilikinya dan merasa bangga bahwa armada kapal mereka bukan lagi armada yang harus sembunyi-sembunyi saat melakukan aktivitas penangkapan Ikan. Selain itu terdapat kegiatan bimtek Sertifikasi Kecakapan Nelayan (SKN), dan lain sebagainya.

Inspeksi Kapal Perikanan untuk mendapatkan Sertifikat CPIB Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.

MDPI selalu memberikan pendampingan ke Nelayan serta memberikan kesempatan ke Nelayan untuk tampil di beberapa pertemuan. Salah satu nelayan yang pernah ikut hadir di Kegiatan MDPI mengungkapkan, bahwa tidak pernah terpikirkan jika profesi sebagai nelayan bisa menikmati tidur dan makan di hotel mewah dan berpendingin ruangan serta berkenalan dengan pejabat-pejabat yang membidangi tentang perikanan.

Mendapatkan kesempatan untuk hidup dan berbaur dengan masyarakat pesisir merupakan hal yang istimewa dan sangat berkesan bagi saya. Melalui tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa sanya, ikan yang selama ini kita konsumsi sehari-hari memerlukan proses yang tidak sederhana. Namun di balik itu, terdapat nelayan yang senantiasa tersenyum dan selalu berjuang saat mereka membawa ataupun tidak hasil tangkapannya di hari itu.

Inspeksi Kapal Perikanan untuk mendapatkan Sertifikat CPIB Kapal Perikanan di Desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima.