Berjejaring Dapat Membantu Menjaga Sumber Daya Perikanan Wallacea

oleh Karel Yerusa & Arroyan Suwarno

Kawasan Wallacea yang membentang di jantung Nusantara dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Wilayah yang mencakup kawasan Sulawesi, Maluku, dan Kepulauan Nusa Tenggara ini merupakan zona transisi yang terkurung oleh laut dalam, terpisah dari Asia dan Australia.

Berdasarkan kajian Critical Ecosystem Partnership Fund (CEPF), Wallacea menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati di dunia. Kekayaan ini semestinya dikelola dengan bijak untuk kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup di dalamnya.

Tahun 2023, Yayasan MDPI dengan segala pengalaman terbaiknya di sektor perikanan skala kecil di Indonesia, menjadi mitra CEPF-Burung Indonesia untuk meningkatan kapasitas 12 organisasi lokal penerima hibah CEPF. Berdiri sejak tahun 2000, CEPF merupakan organisasi global yang mendukung masyarakat sipil dalam melestarikan ekosistem penting yang terancam.

Berdasarkan komitmen pendanaan CEPF, peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan pengelolaan perikanan skala kecil dalam upaya mendukung capaian sustainable fisheries di Wallacea. Keduabelas organisasi ini bekerja dekat dengan nelayan-nelayan skala kecil yang tersebar di dalam Kawasan Wallacea.

Baca juga: Program Biodiversity Hotspot Wallacea CEPF

Mengakrabkan multi-organisasi lewat pendampingan teknis
Pelatihan pendataan perikanan oleh mitra CEPF-Burung pada Mei 2023.
Pelatihan pendataan perikanan oleh mitra CEPF-Burung pada Mei 2023.

Awal jejaring kami dengan mitra-mitra CEPF bermula di Pulau Dewata Bali. Kami melatih dan berdiskusi dengan 12 perwakilan organisasi lokal terkait hal-hal teknis Perbaikan Perikanan dan Pengorganisasian Masyarakat Pesisir.

MDPI membagikan ragam pengetahuan tentang penanganan hasil perikanan, pendataan untuk kebutuhan pengelolaan stok ikan, Komite Pengelola Bersama Perikanan, penguatan kelompok nelayan, alternatif mata pencaharian pesisir, dan pendampingan literasi keuangan untuk rumah tangga nelayan.

Mendekatkan diri dengan warga Tehoru
Diskusi teknis e-logbook dengan nelayan, LPPM, dan MDPI di Tehoru
Diskusi teknis e-logbook dengan nelayan, LPPM, dan MDPI di Tehoru, Seram, Maluku.

Tidak berhenti sampai disitu, 9-11 Februari 2024, dua organisasi lokal penerima hibah mitra CEPF di Maluku (LLPM Maluku, dan Baileo) diberikan ruang dan kesempatan oleh Yayasan MDPI untuk berkunjung dan belajar melalui observasi langsung kerja- kerja MDPI dengan komite dan kelompok-kelompok nelayan tuna skala kecil di Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah.

Selama empat hari di lapangan, mereka mengamati dan berdiskusi dengan nelayan-nelayan tuna dan pemerintah desa. Pembahasan terkait pengelolaan sampah desa, pendataan perikanan tuna dan kaitannya dengan sertifikat ekolabel Fair Trade USA, pengelolaan usaha jual beli produk tuna komunitas pesisir, teknis pendataan pada aplikasi e-PIT, pendaftaran rumpon, dan teknis registrasi kapal nelayan sakala kecil.

Segala model pendekatan program yang MDPI implementasikan di Tehoru tak lepas dari materi-materi yang disampaikan pada saat training mitra CEPF di Bali. Alat yang digunakan diharapkan dapat membantu mitra CEPF untuk pengorganisaisian masyarakat menuju perikanan berkelanjutan.

Selama di lapangan, MDPI melihat besarnya antusiasme para perwakilan mitra CEPF dalam menggali informasi-informasi teknis untuk dijadikan pengetahuan baru bagi mereka. Ada juga masukan-masukan menarik yang perlu dipertimbangkan ke depan, salah satunya adalah nelayan Tehoru difasilitasi ke desa dampingan mitra CEPF dan berbagi pengetahuan tentang pendataan perikanan melalui e-PIT untuk Harvest Strategy (Strategi Pemanfaatan) tuna.

Baca juga: Strategi Pemanfaatan Tuna Nelayan Skala Kecil

“Dari beta pribadi, kelompok nelayan di Tehoru luar biasa skali. Mereka sangat terbuka dan senang share proses-proses pengelolaan perikanan di sana. Hal baru yang beta dapat di Tehoru adalah E-PIT dan e-logbook. LPPM juga mengisi logbook tapi ada sedikit berbeda dengan yang di Tehoru. Semangat nelayan memang luar biasa,” ujar Asyura, staf LPPM.

MDPI berharap seluruh rangkaian pendampingan ini memberikan kesan yang menarik dan pembelajaran yang positif bagi mitra CEPF-Burung Indonesia. Ke depannya, kami akan terus membangun keberlanjutan perikanan di dalam Kawasan Wallacea untuk masa depan pangan laut dunia dan Indonesia.