CPIB di Buru, Nelayan Belajar Cara Menjaga Kualitas Tangkapan Untuk Diekspor
Oktober 5, 2023
by Aqidah Nurul Wahidah
Tuna adalah penyumbang nilai ekspor terbesar kedua untuk Indonesia. Di Indonesia, tuna dapat ditemukan di perairan selatan Pulau Jawa hingga perairan timur Indonesia. Atas dasar fakta ini, MDPI bermisi untuk membangun kapasitas nelayan dan kualitas tangkapannya
Salah satu wilayah Indonesia dengan potensi tuna melimpah berada di Pulau Buru, Maluku. Nelayan Buru telah melakukan penangkapan tuna secara turun temurun menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, yaitu pancing ulur tuna. Nilai jual yang tinggi menjadikan tuna sumber pemasukan utama bagi banyak warga Buru.
Sayangnya, banyak nelayan Buru yang tidak tahu cara menjaga kualitas tuna yang, jika menurun dan tidak dapat diperbaiki lagi, sangat mempengaruhi harga jualnya.
Masalah ini mendorong MDPI untuk memfasilitasi nelayan mempelajari cara penanganan ikan yang baik dengan berkunjung ke pabrik pemrosesan ikan. Dalam kunjungan ini, nelayan dapat mengobservasi teknik penanganan ikan untuk mempertahankan kualitas.
Proses penanganan
Pada Juli 2023, MDPI mengajak 14 anggota kelompok-kelompok nelayan Buru mengunjungi unit pengolahan ikan PT Harta Samudra (Harsam). Harsam adalah salah satu perusahaan pemasok tuna yang bekerja sama dengan nelayan lokal. Mereka menerapkan praktik pengadaan sumber daya tuna yang bertanggung jawab untuk ekspor ke lebih dari 10 negara.
Sebelum masuk ke dalam ruangan penanganan, nelayan diajarkan praktik kebersihan dan keamanan dalam penanganan ikan. Mereka menanggalkan beberapa atribut pribadi, mengenakan alat pelindung diri, dan melewati proses sterilisasi personel.
Nelayan melihat bagaimana tuna mereka diproses melalui tahap-tahap yang ketat. Tuna yang sudah menjadi loin dikepris (trim), ditimbang, dan diberi kode ketelusuran dengan teknologi TraceTales™. Loin yang sudah dilabel akan melewati proses pembersihan, pemotongan, uji laboratorium, dan penyimpanan sebelum diekspor.
Oei Eng San, pimpinan perusahaan Harsam cabang Kabupaten Buru, menyambut antusiasme nelayan dengan baik. “Kunjungan ini akan menciptakan keterbukaan antara nelayan dan perusahaan terkait penanganan ikan yang ada di dalam PT Harta Samudra,” ungkapnya.
Selain itu, Oei juga berharap agar ke depannya kualitas ikan dapat menjadi fokus utama oleh nelayan dan pemasok. Ia menekankan pentingnya menjaga kualitas ikan dari hulu ke hilir, sampai ke tangan konsumen.
Sugen Kapoa, anggota Kelompok Nelayan Latamiha, mengaku senang hasil jerih payahnya ditangani dengan baik sebelum disajikan kepada konsumen. Kunjungan itu memberinya semangat untuk semakin berhati-hati dalam menangani tangkapannya. “Saya semakin sadar betapa pentingnya menjaga kualitas ikan di lapangan,” ujarnya.
Rustam Tuharea, Ketua Komite Nelayan Fair Trade Buru, juga menyampaikan rasa syukurnya setelah melihat hasil tangkapannya diproses sesuai standar ekolabel. Ia belajar beberapa teknik menghindari penurunan kualitas ikan. Rustam pun berharap pembelajaran ini dapat membuka mata dan meningkatkan rasa percaya antara nelayan dan pemasok.
Sepulang dari kunjungan ini, 14 nelayan berkomitmen untuk membagikan pengalaman dan pengetahuan mereka kepada anggota kelompoknya yang lain. Hal ini dilakukan agar terdapat pemerataan pengetahuan dalam menjaga kualitas hasil tangkapan nelayan.
Bantu kami membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi perikanan dengan berdonasi untuk MDPI.
Dengan dukungan Anda, kami dapat terus membawa perubahan jangka panjang bagi nelayan skala kecil dan masyarakat pesisir di Indonesia.