Berdampak Bersama USAID Ber-IKAN

oleh Fransisco Situmorang

Perairan Timur Indonesia digadang-gadang sebagai ‘lumbung perikanan nasional’ atas potensi sumber daya perikanan yang melimpah. Area ini meliputi Laut Maluku, atau lebih dikenal secara administratif sebagai Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715. Kekayaan ini perlu dijaga kelestariannya oleh Pemerintah Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan perikanan.

Peta lokasi WPPNRI 715 yang mayoritas meliputi Laut Maluku, serta sebagian perairan Laut Halmahera, Laut Seram, Teluk Tomini, dan Teluk Barau.

MDPI sebagai mitra pelaksana USAID Bersama Kelola Perikanan (USAID Ber-IKAN) turut melakukan beberapa upaya dalam mendukung keberlanjutan sumberdaya perikanan di WPPNRI 715. USAID Ber-IKAN merupakan proyek kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan USAID Indonesia tahun 2022-2027.

Proyek USAID Ber-IKAN menggunakan pendekatan sosial-ekonomi serta perikanan legal, terlaporkan, dan teregulasi (Legal, Reported, and Regulated Fishing) dalam mengupayakan keberlanjutan stok perikanan WPPNRI 715.  Kami bekerja bersama masyarakat pesisir dan pemangku kepentingan perikanan di Provinsi Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara.

Implementasi pendekatan dilakukan melalui tiga kegiatan utama: peningkatan kapasitas koperasi pesisir, pendaftaran kapal nelayan, dan pendataan perikanan melalui logbook dan aplikasi e-Logbook.

Nelayan Berdaya, Koperasi Berjaya

Implementasi pelatihan koperasi pesisir di Tanjung Kramat, Gorontalo. © USAID

Peningkatan kapasitas koperasi yang difasilitasi oleh MDPI dalam Proyek USAID Ber-IKAN dilakukan pada dua koperasi, yaitu Tuna Tomini Bersehati di Kelurahan Tanjung Kramat, Gorontalo, dan Nusa Kamu Bersama di Desa Kawa, Maluku.

Kegiatan peningkatan kapasitas  dilakukan sebanyak dua kali dengan dengan lima fokus utama, yaitu: pengelolaan organisasi, manajemen keuangan koperasi, praktik pengelolaan perikanan berkelanjutan, kemampuan adaptasi perubahan iklim, dan literasi keuangan anggota koperasi. Pelatihan ini diikuti oleh total 59 peserta, terdiri dari 31 laki-laki (53%) dan 28 perempuan (47%).

Untuk mendukung keberlanjutan pengelolaan koperasi yang baik, USAID Ber-IKAN melalui MDPI juga mendampingi pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) perdana Koperasi Tuna Tomini Bersehati dan pendampingan intensif dalam persiapan RAT Koperasi Nusa Kamu Bersama sebagai tindak lanjut dari peningkatan kapasitas.

Menurut anggota Koperasi Tuna Tomini Bersehati, Sarpan Ahaya, pendampingan yang telah ia terima berdampak signifikan dalam meningkatkan pemahamannya mengenai pengelolaan organisasi.  Kini, Sarpan mengaku mengerti cara mempraktikkan pembayaran simpanan pokok dan wajib, esensi menabung, pencatatan pendapatan, hingga pengaturan pengeluaran rumah tangga.

Pendampingan USAID Ber-IKAN bersama MDPI juga memfasilitasi koperasi dalam perumusan berbagai dokumen, seperti Anggaran Rumah Tangga (ART), Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) dan lainnya yang disahkan dalam pelaksanaan RAT kedua koperasi.

Setelah pendampingan intensif, Koperasi Tuna Tomini Bersehati telah berhasil dalam merintis usaha jual-beli ikan tuna sejak Juli 2024 dengan keuntungan sebesar Rp 1.014.000 per 8 Agustus 2024 dari transaksi tiga trip kapal penangkap ikan anggota koperasi.

“Kami sadar ternyata bahwa berkoperasi itu baik untuk menambah ekonomi keluarga sekaligus menjalin silaturahmi dengan sesama anggota. Alhamdulillah, usaha koperasi juga sudah berjalan dengan baik meskipun dengan modal dan perlengkapan terbatas.” sambung Sarpan.

Nelayan Taat, Data Tercatat

Peta implementasi Proyek USAID Ber-IKAN.

Untuk meningkatkan kepatuhan dan mendukung upaya perikanan skala kecil yang terukur dan teregulasi di Indonesia, USAID Ber-IKAN melalui MDPI mengadakan bimbingan teknis dan pendampingan pengisian logbook yang disederhanakan dan e-Logbook di Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, dan Maluku Utara. Kegiatan bimbingan teknis diikuti oleh total 353 nelayan kecil pada Mei 2024, disambung dengan aktivitas pendampingan dan pemantauan berkala setiap bulan untuk membantu pencatatan data hasil tangkapan ikan bagi nelayan skala kecil.

Pendampingan dalam pendataan perikanan ini berhasil memfasilitasi pelaporan data oleh 344 kapal dengan 2.101 total trip dan 128.851,2 kg hasil tangkapan, baik melalui logbook maupun e-Logbook. Data ini berkontribusi penting untuk  mendukung pemerintah dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan melalui berbagai program dan kebijakan.

Kegiatan pendataan hasil tangkap perikanan ini juga dinilai bermanfaat bagi nelayan kecil karena membantu mereka dalam mengetahui dan memproyeksikan hasil tangkapan setiap tahun. Selain itu, nelayan juga merasa senang karena melalui data yang disampaikan mereka turut berkontribusi dalam mendukung pemerintah dalam pengambilan berbagai keputusan dalam pengelolaan perikanan.

“Kegiatan logbook dari USAID Ber-IKAN sangat membantu kami, sebagai nelayan, untuk mengetahui hasil tangkapan setiap kali melaut dan membandingkannya dengan stok ikan dari tahun ke tahun. Dengan data ini, kami juga berkontribusi untuk membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan perikanan yang berkelanjutan,” ujar Yadi Bustan, nelayan Desa Kawa, Maluku.

Kapal Terdaftar, Siap Berlayar

Proses pengukuran kapal di Kota Gorontalo. © USAID

Kegiatan pendaftaran kapal berukuran <5 GT di Provinsi Gorontalo yang difasilitasi oleh MDPI dalam proyek USAID Ber-IKAN bertujuan untuk memastikan bahwa kapal nelayan kecil telah tercatat secara legal dan mematuhi regulasi pemerintah, khususnya Penangkapan Ikan Terukur (PIT). Kegiatan ini menyasar lima daerah di Kota Gorontalo (Kelurahan Tanjung Kramat, Desa Pohe, dan Desa Leato Selatan), serta di Kabupaten Bone (Desa Huangobotu dan Desa Olele).

Pendampingan teknis dilakukan secara berkala pada kuartal pertama tahun 2024 yang diikuti oleh 176 nelayan kecil, terdiri dari 150 laki-laki (85%) dan 26 perempuan (15%). Setelah pendampingan, KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) menerbitkan 154 dokumen e-Pas Kecil bagi para pemilik kapal. Nelayan juga sangat terbantu dengan kegiatan pendaftaran kapal ini karena sebelumnya mereka tidak mengetahui proses pengurusan dokumen kapal yang sangat penting dalam mengakses BBM subsidi.

“Proyek USAID Ber-IKAN sangat membantu nelayan dalam pengurusan dokumen kapal. Sebelumnya kami tidak tahu cara mengurusnya, dan ini sangat penting agar kami bisa mendapatkan rekomendasi BBM subsidi. Saya harap proyek ini terus dilanjutkan untuk menjangkau lebih banyak nelayan,” jelas Wani Mustafa, nelayan tuna skala kecil Gorontalo.

Kolaborasi antara USAID Ber-IKAN dan MDPI diharapkan dapat terus berlanjut untuk memberikan dampak yang lebih besar dan luas bagi nelayan kecil di wilayah kerja proyek. Dampak proyek juga dirasakan langsung oleh >500 nelayan kecil melalui fasilitasi peningkatan kapasitas koperasi, pendaftaran kapal dan pencatatan data perikanan melalui logbook/e-Logbook.