Membangun Kapasitas Champion Sebagai Penggerak Perubahan

Sejak tahun 2020 melalui program Fisheries Community Organization (FCO), MDPI telah banyak menemukan wajah baru champion di setiap wilayah kerja. Selain memberikan coaching kepada para champion, peningkatan kapasitas juga difasilitasi oleh MDPI melalui studi banding guna mengetahui dan mempelajari lebih banyak hal di luar desa mereka serta masih berkaitan dengan program champion yang saat ini tengah dijalankan.

Selain mengamati berbagai solusi potensial yang dapat diterapkan di daerah masing-masing peserta, kegiatan seperti ini turut memperluas wawasan mereka, khususnya melalui serangkaian forum diskusi yang mendorong terbentuknya perspektif baru yang menjadi penting untuk dimiliki seorang champion demi menjawab permasalahan yang ada di tengah komunitas mereka.

Kegiatan Champion Capacity Building diselenggarakan pada 15-19 Mei 2022 di Denpasar dan Nusa Penida, Bali. Selain untuk menyatukan gagasan tentang peran dan fungsi champion dalam perikanan berkelanjutan, para peserta turut mempelajari beberapa topik spesifik, di antaranya seputar pengelolaan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, pembangkit listrik tenaga surya dan observasi metode pertanian alami sebagai alternatif saat sedang tidak musim ikan, hingga studi banding pengelolaan manajemen usaha koperasi. Dengan melibatkan 11 champion dampingan MDPI, di antaranya dari Lombok Timur (4 peserta), Bone (4 peserta) dan Minahasa Utara (3 orang), kegiatan ini juga menjadi wadah diskusi langsung bagi peserta dan tim MDPI mengenai penyesuaian dan implementasi program champion ke depannya.

Pada hari pertama, acara kegiatan Champion Capacity Building dibuka oleh Yasmine Simbolon selaku Direktur MDPI dan dilanjutkan dengan penyampaian tujuan kegiatan oleh Nilam Ratna selaku Manajer FCO. Keesokan harinya, semua peserta dan tim pendamping dari MDPI diberangkatkan ke Nusa Penida menggunakan speedboat dari Pelabuhan Sanur. Peserta mengunjungi Rumah Belajar Bukit Keker untuk melakukan kegiatan diskusi dengan para pengelola terkait pengolahan sampah, seni budaya, pertanian dan peternakan serta meninjau skema panel surya hingga metode penampungan air hujan di Rumah Belajar. Seluruh materi yang didapatkan peserta memiliki keterkaitan erat dengan berbagai tantangan yang terdapat di sekitar mereka, sehingga nantinya dapat turut membekali mereka dalam mencari solusi yang efektif bagi daerah mereka masing-masing.

Di hari berikutnya, peserta saling berbagi cerita dan berdiskusi dengan anak muda di bidang sociopreneurship sambal ikan dan praktik membuat sambal ikan, dilanjutkan dengan kunjungan ke Kelompok Pertanian Organik Sukadanta. Setelah kembali ke Denpasar, hari berikutnya peserta mengunjungi Pulau Serangan untuk melihat program pengelolaan sampah dari Ecobali dan program konservasi penyu di Turtle Conservation and Education Centre Serangan untuk mempelajari berbagai jenis penyu dan manfaat konservasinya. Studi banding dilanjutkan bersama Koperasi Sidi Sanur, salah satu koperasi maju di Bali. Koperasi Sidi Sanur sudah memiliki minimarket yang berbasis sistem digital yang juga menjadi motivasi capaian koperasi dampingan MDPI di Lombok Timur dan Bone.

Rangkaian studi banding difasilitasi secara rutin bagi para champion dampingan MDPI agar dapat memotivasi peserta untuk mereplikasi program di desa mereka masing-masing, seperti program pengelolaan sampah yang saat ini tengah berjalan di Desa Tehoru di Maluku, Desa Seruni Mumbul di Lombok Timur dan Desa Minaesa di Sulawesi Utara, melalui keterlibatan dalam program bank sampah dan penyusunan Peraturan Desa bersama masyarakat dan pemerintah setempat.

Besar harapan kegiatan “empowering local champions as driver of change” dapat terus menginspirasi dan memberikan pandangan baru kepada para penggerak perubahan, serta memunculkan ide baru yang dapat diterapkan secara kontekstual di daerah mereka demi membawa manfaat positif bagi pengelolaan perikanan yang lebih berkelanjutan.