Hari Perikanan Dunia 2021

Sejumlah kelompok nelayan di wilayah kerja MDPI, termasuk kelompok Fair Trade di Maluku dan Maluku Utara, merayakan peringatan Hari Perikanan Sedunia (World Fisheries Day/WFD) 2021 dengan berbagai kegiatan sosial. Tahun ini, mereka menyuarakan ajakan istirahat sehari menangkap ikan setiap minggu atau 52 hari dalam setahun. Hal ini ditujukan mengurangi mortalitas penangkapan dan memberikan waktu bagi ikan untuk bertelur dan berkembangbiak, demi membantu upaya perbaikan stok ikan secara alami.


Dari data yang dihimpun oleh MDPI, terdapat indikasi bahwa ukuran ikan tuna yang berhasil ditangkap mulai mengecil dan nelayan kecilpun makin jauh menangkap, sehingga waktu melaut makin lama dan biaya bahan bakar membengkak. Inilah tanda-tanda dari menurunnya hasil tangkapan yang perlu diwaspadai oleh nelayan-nelayan kecil yang memiliki keterbatasan dibanding kapal besar.

WFD yang diperingati secara global sendiri menjadi momentum tahunan MDPI untuk menggaungkan pesan-pesan penting seputar perikanan berkelanjutan dengan lebih giat lagi, melalui agenda rutin seperti edukasi, penyampaian data perikanan, dan kegiatan penjangkauan lainnya. Rangkaian dilakukan dalam kesederhanaan dan melibatkan tiap kelompok nelayan dampingan di seluruh lokasi kerja selama beberapa hari, menuju puncak peringatan tiap 21 November.

Tahun ini, Kelompok Nelayan Fair Trade “Marimoi” di Ternate, Maluku Utara memimpin serangkaian kegiatan diskusi dan pembersihan pantai bersama perwakilan pemerintah dan tokoh agama, serta melakukan edukasi pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan ke sekolah dasar. Kegiatan dimulai pada 19 November dengan penjabaran informasi data perikanan tuna oleh ketua kelompok nelayan di Kelurahan Jambula, kemudian mengajak anak-anak mengenal jenis satwa yang hampir punah dan dilindungi seperti paus, lumba-lumba, penyu, dan pari manta melalui berbagai media edukasi dan lomba mewarnai di sekolah. Simak cuplikan reels di Instagram MDPI.

Di wilayah Maluku Utara lainnya, kelompok nelayan Fair Trade di Pulau Bisa dan Sanana melakukan kegiatan bersama seluruh masyarakat untuk mengajak agar lebih giat mempraktikkan perikanan berkelanjutan, menjaga laut agar bebas dari sampah, dan melindungi satwa terancam punah. Kegiatan dijalankan dengan cara yang begitu beragam, termasuk panjat pohon yang dilakukan di air, hingga lomba tarik tambang sembari mendayung sampan, juga ilustrasi Pohon Harapan oleh siswa Sekolah Dasar yang ingin ekosistem perikanan di Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.

Di Morotai, selain lomba balap kapal dan lomba renang bersama masyarakat, MDPI turut mengajak perusahaan pengolah ikan untuk memberikan materi tentang cara penanganan ikan yang baik di atas kapal kepada para nelayan yang tergabung dalam Koperasi Nelayan di sana.

Selain melibatkan nelayan Fair Trade, Hari Perikanan Sedunia juga dirayakan meriah oleh komunitas nelayan tuna dampingan MDPI lainnya. Di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, para nelayan melakukan penanaman bibit bakau di pesisir pantai mereka dan diajak untuk “nonton bareng” film edukatif saat movie night. Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, lomba menggambar dengan tema ekosistem laut diramaikan oleh anak dan istri nelayan, sedangkan di Provinsi Sulawesi Utara, para istri nelayan di Kabupaten Minahasa Utara antusias mengikuti lomba memasak olahan ikan dan lomba menebak jenis-jenis ikan dengan mata tertutup.

Di Provinsi Maluku, MDPI mendampingi kelompok nelayan Fair Trade yang tersebar di wilayah Seram dan Buru. Selain kegiatan rutin sosialisasi perikanan berkelanjutan dan penyampaian hasil data tangkap, mereka juga mengambil pendekatan yang berbeda dalam upaya penjangkauan tahun ini. Dengan menggunakan seni sebagai media edukasi dan kampanye, komunitas nelayan Fair Trade gotong royong membuat mural di desa mereka.

Sepanjang momentum WFD tahun ini, MDPI didukung oleh para nelayan Fair Trade dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat seputar pentingnya kesehatan ekosistem dan stok ikan bagi perikanan berkelanjutan. Happy people, many fish!