Perlu diketahui bahwa nelayan pancing ulur tuna telah mulai banyak digunakan pada abad 16. Metode penangkapan tersebut sampai saat ini masih dipertahankan dan telah membentuk budaya tersendiri bagi beberapa nelayan kecil di pesisir perairan Indonesia, khususnya di Indonesia bagian timur seperti Maluku. La Tohia, nelayan dari Tehoru yang telah menjadi nelayan selama 11 tahun merupakan salah satu generasi nelayan yang mewarisi cara tangkap tersebut. Ia sangat menikmati profesinya sebagai nelayan pancing ulur. “Beta telah melaut selama belasan tahun pakai pancing ulur karena cara tangkapnya sangat ramah lingkungan, katong tangkap satu per satu seng kasih habis semua, lalu dia pung ukuran cukup selektif seng seperti jaring yang tangkap semua ukuran bibit baby-baby tuna. Apalagi pancing ulur ini seng kena sama hewan laut yang dilindungi” ungkap Tohia yang saya temui disela-sela kesibukannya mencuci kapal.
Gambar : Kapal pancing ulur tuna dari Maluku
Alat tangkap yang sering digunakan oleh nelayan pancing ulur skala kecil secara garis besar terdiri dari dua yaitu alat tangkap untuk umpan dan alat tangkap untuk menangkap ikan target. Lalu seperti apa saja alat tangkap yang dikatakan paling ramah lingkungan tersebut? Yuk kita kenali satu per satu.
Beberapa alat tangkap umpan antara lain:
Lambayang
Lambayang merupakan rangkaian beberapa mata pancing yang dimodifikasi menyerupai jangkar. Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap cumi yang merupakan umpan andalan bagi nelayan kecil. Lambayang biasanya dilengkapi dengan lampu kelap kelip yang dimodifikasi dari bekas alat suntikan. Jarak ke mata pancing sekitar 1-1,5 m. Lampu ini bertujuan untuk menarik perhatian cumi yang bersifat pototaksis positif atau menyukai cahaya. Lambayang biasanya memiliki ukuran senar nomor 30-40 merek Eagle King, dengan panjang total sekitar 30-40 m. “Katong biasanya pakai lambayang pada malam hari saat bulan gelap, tapi kalau bulan terang paling susah dapat sontong”, ungkap Tohia yang menyebut cumi sebagai sontong. Lambayang dipakai dengan cara mengikat 1 ekor cumi atau udang pada batang lambayang sebagai umpan, kemudian ditenggelamkan dengan kedalaman 7-20 m. Cumi tertarik mendekati lampu dan menyergap umpan sehingga terkait pada lambayang. Tohia mengaku bahwa dengan menggunakan lambayang bisa mendapatkan 2-3 kilogram cumi per malam.
Gambar : Lambayang (kiri) dan cumi hasil tangkapan (kanan)
Pancing Menara Ikan Terbang
Selain lambayang, alat tangkap lain yang digunakan untuk menangkap ikan umpan bagi tuna adalah Menara. Ikan umpan yang tertangkap dengan alat ini adalah pelagis kecil seperti ikan terbang atau di Maluku disebut ikan tuing-tuing. Pancing ini terdiri dari 50-70 mata pancing, terkadang juga sampai 100 mata pancing yang dirangaki secara bertahap. Jarak antar mata pancing berkisar 3-3.5 meter dengan panjang cabang 5-7 cm. Mata pancingnya memiliki nomor 19-18 J Hook yang mana oleh nelayan ditambahkan dengan bulu-bulu dari sutra (Chiffon) yang berwarna merah cerah. Panjang total tali senar biasanya sekitar 500 m dengan ukuran nomor 40 bermerek Eagle King. Diujung tali senar dipasangkan pelampung berupa botol atau kantong plastik yang diisi udara.
Gambar : Komponen utama menara ikan layang
“Menara ini katong ulur kalau mata kail su abis katong los tasi lanjar sekitar 200-300 m dia pung panjang atau sampai tasi abis dari gulungan, dia pung tasi lanjar yang seng ada matakail itu dua kapala atau 200m, lalu dengan bantuan pelampung di ujung senar akan buat semua mata pancing berada di permukaan air, lalu katong tunggu saja sampai ikan tuing-tuing memakan umpan bulu-bulu”, ungkap Yusran Tomia nelayan dari Pulau Buru yang juga sering menggunakan alat ini untuk menangkap umpan. Pancing menara biasanya digunakan pada pagi hari di sekitar daerah rumpon/saat lihat banyak ikan terbang yang beterbangan. Menara akan diangkat ketika ada pergerakan yang terjadi pada alat pancing yang menandakan ikan terbang sudah terkait. Namun yang menarik adalah pancing ini akan dililit pada ke-dua paha membentuk angka 8 untuk menghindari tasi dan mata kail kusut. “Jadi kalau seng terbiasa, bisa-bisa toorang dapat luka di paha”. Semua senar dan mata pancing di angkat dengan cara menggulingnya hingga habis kata Yusran menjelaskan sambil mendemontrasikan cara penggunaan pancing menara.
Gambar : Urut dari kiri-kanan, menara ikan terbang, ikan terbang, menjahit ikan terbang
Pancing Menara Ikan Layang dan Ikan Selar
Pancing menara untuk menangkap ikan laying dan ikan selar hampir sama dengan pancing menara ikan terbang. Perbedaannya adalah jenis pemberat dan warna umpan bulu-bulu. Ujung tali senar menara ikan layang dilengkapi dengan pemberat 0,3-0,5 kg dari besi. Bulu-bulu pada mata pancingnya terdiri dari berbagai warna, mulai dari hijau, merah, biru, kuning dan abu-abu ada juga yang menggunakan karet pentil yang berwarna merah dan kuning. Mata pancing menara ikan layang berukuran nomor 19-18 dengan jumlah mata pancing 7-20 mata pancing. Sementara untuk senarnya berukuran nomor 25-30 dengan panjang total tali senar 50-60 m. Tali senar diulur sampai semua mata pancing masuk ke dalam dan di tambah 5-10 m tali senar. Menara ini dioperasikan dengan cara tonda yaitu kapal tetap dijalankan sambil menggerakkan senar. Ketika terasa berat berarti ikan layang sudah terkait.
Gambar : Menara ikan layang, ikan selar, ikan layang
Gambar : Komponen utama menara ikan layang
Pancing Menara Ikan Tongkol
Untuk menangkap ikan tongkol sebagai umpan hidup, nelayan akan mengandalkan menara komu (sebutan jenis tongkol di Maluku). Menara ini sangat mirip dengan menara ikan layang. Perbedaannya hanya terletak pada ukuran senar dan mata pancing. Ukuran senar untuk tongkol lebih besar yaitu biasanya menggunkan nomor 50-60, begitu juga dengan ukuran mata pancingnya yang lebih besar yaitu nomor 17-15 J Hook. Panjang total senar menara ini mencapai 50-100 m. Cara mengoperasikannya hampir sama dengan menara layang yaitu dengan cara ditarik dengan kapal. Ujung tasi dilengkapi dengan pemberat dari besi berkisar 1-3 kg. Tali senar diulur sepanjang 40-70 m atau sampai semua mata pancing masuk ke dalam air. Setelah mata pancing diulur, tasi digerak-gerakkan sambil menjalankan kapal secara pelan-pelan. Jika senar terasa ada tekanan berat, maka itu berarti ikan tongkol sudah tertangkap.
Gambar : Menara ikan tongkol, tiga jenis ikan tongkol yang tertangkap menara
Serokan
Alat tangkap yang satu ini pasti lebih banyak dikenal dibandingkan dengan alat tangkap yang lainnya. Penggunaannya paling banyak mulai dari air laut sampai dengan air tawar. Tetapi bagi nelayan tuna, alat ini sangat jarang digunakan, kebanyakan hanya sebagai antisipasi saja. Tidak seperti alat tangkap umpan lainnya, yang keberadannya sangat penting. Serokan biasanya digunakan untuk menangkap ikan umpan kecil seperti ikan teri, atau ikan pelagis kecil lainnya ada juga untuk menangkap ikan perak. Nelayan hanya menggunaknnya pada saat ikan bergerombol di permukaan air, sehingga ikan umpan ini dapat dengan lebih mudah ditangkap, ada juga untuk menangkap cumi-cumi saat cumi-cumi sedang berada di permukaan air saat malam dan terkena cahaya lampu nelayan. Selain itu juga digunakan untuk mengambil ikan hidup dari penampungan umpan.
Gambar : Serokan (kiri) dan teri (kanan)
Jika melihat alat tangkap umpan tersebut, dapat dipastikan bahwa nelayan ini menangkap umpan dengan cara yang sangat ramah lingkungan. Semua alat tangkap dioperasikan dengan cara manual dan tradisional, sehingga keberadaan ikan umpan dapat terjamin keberlangsungannya. Ikan umpan yang digunakan ini juga merupakan jenis ikan yang laju produksinya cukup tinggi. Alat tangkap yang digunakan untuk menagkap ikan target tuna juga sangat ramah lingkungan. Ayo kita simak satu per satu jenis alat tangkap pancing tersebut.
Pancing Tonda Untuk Ikan Cakalang dan Baby Tuna
Pancing tonda jenis ini memiliki kesamaan dengan menara tongkol, dimana ujung tali senar dilengkapi dengan pemberat dari besi dan mata pancingnya dilengkapi dengan bulu-bulu beraneka warna. Namun ada juga yang mata pancingnya ditambahkan dengan karet pentil berwarna cokelat dan merah. Tali senar memiliki panjang total sekitar 60-100 m dengan ukuran nomor 100-300. Mata pancingnya juga dirangkai secara series dengan jumlah sekitar 30 buah, ukurannya lebih besar yaitu nomor 9-7 bermerek Mustad. Pancing tonda ini biasanya dipakai di sekitar rumpon. Senar diulur sepanjang 40-60 m, kemudian kapal terus digerakkan, sehingga posisi umpan ke permukaan air sekitar 1-7 m.
Gambar : Tonda dengan pentil dan tonda dengan bulu-bulu
Pancing Ulur Jigging untuk Ikan Cakalang dan Baby Tuna
Pancing ulur jenis jigging hampir sama dengan pancing tonda, dimana terdiri dari rangkaian mata pancing dan dilengkapi dengan bulu-bulu serta pemberat. Yang membedakan jenis pancing ini dengan pancing tonda adalah cara pengoperasiannya. Pancing jigging dioperasikan dalam kondisi kapal diam, dimana semua mata ditenggelamkan sampai kedalaman 40-60 m. Setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, senar digerakkan naik turun. Selain mata pancing series, ada juga pancing jigging yang terdiri dari 1 mata pancing yang dilengkapi oleh umpan alpaka. Umpan ini terbuat dari lempengan kaleng yang mengkilat atau juga terbuat dari potongan sendok makan atau dari potongan botol plastik. Senarnya berukuran sekitar nomor 100-250, dengan nomor pancing 10-8. Batu diikat dengan daun kelapa, kemudian mata kail di kaitkan pada daun kelapa tersebut. Dengan bantuan batu tersebut, akan menjadi pemberat yang dapat membantu mempermudah mengatur kedalaman umpan yang diinginkan. Setelah mencapai kedalaman sekitar 40-60 m, senar ditarik sehingga daun kelapa dan batu terlepas dari mata pancing. Senar kemudian digerakkan dengan cara menaik turunkan senar. Teknik ini biasanya digunakan di sekitar rumpon.
Gambar : Pancing jigging bulu-bulu dan pancing jigging alpaka
Gambar : Hasil tangkapan dengan pancing jigging alpaka
Pancing Tonda untuk Tuna Besar
Pancing Tonda adalah salah satu jenis pancing ulur yang digunakan untuk menangkap tuna besar dengan ukuran 20 kg. Ukuran mata pancing dan senarnya lebih besar dibandingkan tonda untuk baby tuna. Mata pancingnya berukuran nomor 3-1 merek Mustad, sedangkan ukuran senar adalah nomor 80-120 merek Dolphin. Panjang total tali senar tonda jenis ini sekitar 400 m. Seperti halnya tonda untuk baby tuna, tonda untuk ikan tuna besar juga dilengkapi dengan bulu-bulu dari beraneka warna. Bulu-bulu tonda ini lebih panjang dan lebih tebal. Jenis umpan yang digunakan dapat berupa ikan layang atau ikan tongkol yang sudah mati. Selain itu juga dapat berupa ikan buatan dari plastik ataupun dari kayu yang dicor dengan timah. Bahkan ada juga yang sangat menyerupai ikan tongkol yang terbuat dari timah seberat 1 kg. Fungsinya tentu saja sebagai pemberat umpan agar dapat diposisikan dengan lebih mudah. Tonda untuk ikan besar ini dioperasikan dengan cara terus menggerakkan kapal sehingga umpan berada pada kedalaman 1-2 m. Jadi pancing ini ditujukkan untuk ikan tuna yang berada di sekitar permukaan air. “Tonda par ikan tuna loin ini katong ulur sampai 100 m, lalu kasih hidup mesin untuk bergerak terus, agar umpan tetap berada di sekitar kulit air. Jadi tonda ini paling banyak makan minyak, karena mesin harus gerak terus par pertahankan posisi umpan supaya dapat memancing perhatian tuna yang ada di sekitar permukaan air, jadi dia paling boros”, ungkap La Tohia.
Gambar : Pancing tonda untuk ikan tuna besar
Pancing Ulur Dalam untuk Ikan Tuna Besar
Pancing ulur dalam adalah alat tangkap yang paling umum digunakan oleh nelayan tuna skala kecil. Disebut sebagai pancing ulur dalam karena umpannya diposisikan pada kedalaman 30-100 m. Panjang total senarnya sekitar 600 m, dengan ukuran nomor 50-70 merek Dolphin. Mata pancing hanya terdiri dari satu buah dengan ukuran nomor. 0.5-0.8 Mustad Cycle Hook.
Jenis umpan yang digunakan sangat bervariasi dari umpan buatan, ikan mati sampai dengan ikan hidup. Umpan berupa cumi dililit pada batu dengan berat sekitar 0,5-1 kg. Kemudian diberikan potongan cumi atau poi-poi yang juga dililit. Setelah sampai pada kedalaman tertentu, senar dihentakkan sehingga batu terlepas dari kail, dan cumi berhamburan. Untuk umpan hidup seperti selar, layang, baby tuna dan cakalang kecil dikaitkan pada bagian punggung kemudian langsung ditenggelamkan. Nelayan sering juga menggunakan umpan yang terbuat dari kertas plastik mika yang transparan. Mata kali di kaitkan pada daun kelapa, kemudia daun kelapa tersebut diikat pada batu. Setelah mata kail ditenggelamkan sampai pada kedalaman tertentu maka kail dihentakkan sehingga daun kelapa dan batu terlepas. Untuk umpan jenis ikan terbang adalah sayapnya dijahit dengan cara dibentangkan kemudian mulutnya ditusuk dengan pemberat dari timah. Sehingga ketika ditenggelamkan ikan terbang tersebut akan menyerupai ikan terbang yang hidup sedang melayang-melayang dalam air.
Gambar : Berbagai jenis umpan untuk pancing ulur dalam dan tuna hasil tangkapan
Pancing Bola-Bola untuk Tuna Besar
Pancing ulur bola-bola sangat mirip dengan pancing ulur baik dari ukuran mata pancing, ukuran senar dan jenis umpan yang digunakan. Perbedaannya hanya terletak dari jenis penggulung dan cara mengoperasikannya. Penggulung dari Bola-bola merupakan bahan yang mudah terapung seperti gabus, Styrofoam atau jerigen. Styrofoam tersebut akan dibalut dengan kain yang berwarna mencolok agar dapat lebih mudah dipantau. Styrofoam berfungsi sebagai pengapung pancing, karena bola-bola dioperasikan dengan cara melepaskannya ke permukaan air tanpa dipegang. Tuna besar yang memakan umpan tidak mampu membawa pancing karena akan tertahan oleh daya apung gabus. Ketika umpan dimakan maka gabus akan terlihat muncul tenggelam di permukaan air. Pada saat tersebutlah nelayan akan langsung mengangkat pancingnya.
Gambar : Berbagai jenis umpan untuk pancing ulur dalam dan tuna hasil tangkapan
Pancing Layang-layang untuk Tuna Besar
Alat tangkap yang satu ini merupakan alat tangkap yang paling unik dibandingkan dengan pancing ulur jenis yang lainnya. Keunikannya lantaran menggunakan bantuan layang-layang yang diterbangkan untuk dapat mengatur posisi umpan agar seolah-olah loncat di atas permukaan air menyerupai ikan hidup. Untuk dapat melakukan hal ini maka dibutuhkan dua bagian senar yaitu senar menuju layang-layang dan senar yang menuju umpan. Senar dari umpan ke layang-layang berkisar berkisar 50-100 m, sedangkan dari layang-layang sampai ke tangan sekitar 80-100 m. Di ujung senar diberi umpan buatan yang bentuknya menyerupai ikan ataupun cumi-cumi. Biasanya umpan buatan ini terbuat dari yang dilapisi dengan sticker aneka warna dan selang transparan. Umpan ini dihubungkan dengan mata pancing yang berbentuk seperti jangkar dengan ukuran nomor 3-1. Setelah umpan di lepas dan layang-layang di terbangkan kapal terus melaju namun harus menjaga keseimbangan agar umpan tetap berada di permukaan air seperti ikan yang hidup. Ketikan tuna akan menyambar umpan, maka senar harus segera ditarik dan dengan kapal masih terus digerakkan. Apabila layang-layang sudah masuk ke air, mesin segera dimatikan dan ikannya segera ditarik ke atas.
Bantu kami membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi perikanan dengan berdonasi untuk MDPI.
Dengan dukungan Anda, kami dapat terus membawa perubahan jangka panjang bagi nelayan skala kecil dan masyarakat pesisir di Indonesia.