Literasi Keuangan Memperkuat Peran Rumah Tangga dalam Perekonomian Pesisir

oleh Bachori Dian Pratama

Rumah tangga nelayan adalah salah satu aktor dalam mempertahankan keberlanjutan ekonomi pesisir. Para istri nelayan dan sang suami memainkan peran dalam mengelola keuangan rumah tangga. Tidak jarang dari mereka mengabaikan pencatatan sederhana untuk merekam aktivitas pemasukan dan pengeluaran sehari-hari, menentukan prioritas kebutuhan, hingga menjalankan pos-pos keuangan rumah tangga. Kesenjangan literasi keuangan yang dialami masyarakat pesisir menarik perhatian MDPI untuk mengambil langkah peningkatan kesadaran literasi keuangan rumah tangga. Melalui pelatihan literasi keuangan, fokus MDPI yaitu meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan untuk mengelola keuangan sehingga mampu bertahan dan melewati kejadian tak terduga seperti bencana alam, wabah, tidak musim ikan, sakit, dan kecelakaan di laut. Lebih dari itu, fokus lain kami adalah menciptakan hubungan literasi keuangan dengan perikanan berkelanjutan.

Sebuah permainan simulasi (Simulasi Kelola Oeang Nelayan, disingkat Si Keong Nelayan) telah dikembangkan pada Desember 2021 melibatkan pendamping secara langsung dalam merancang sebuah permainan mulai dari jenis, bahan, teknik, hingga ritme permainan yang dapat diaplikasikan ke komunitas sebagai media pembelajaran yang menyenangkan. Menanamkan aspek lokal kehidupan pesisir dan kebiasaan yang sering dilakukan oleh komunitas ke dalam alat permainan menjadi elemen penting untuk memperkuat dalam penyampaian informasi kepada komunitas. Sebelum finalisasi permainan ini diuji coba di komunitas dampingan MDPI di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTB untuk mendapatkan masukan terkait teknis, ritme, dan tambahan lainnya guna menyempurnakan permainan.

Setelah melewati proses uji coba dan finalisasi, tim trainer MDPI, kemudian melanjutkan aksinya dengan memberi pelatihan secara langsung pada komunitas dampingan. Si Keong Nelayan hingga saat ini telah dimainkan di 37 kelompok nelayan yang tersebar di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan NTB. Sebanyak lebih dari 450 rumah tangga nelayan dan 774 peserta telah terlibat dan mendapatkan edukasi literasi keuangan dengan model yang lebih interaktif, di mana sebanyak 329 peserta adalah perempuan/ibu rumah tangga.

“Ternyata dengan mencatat dan membagi pos keuangan, kita baru sadar kondisi keuangan yang sebenarnya,” ungkap Herna, istri nelayan Bone. Di sela-sela permainan pun juga terdengar, Kalau saya dan istri sudah tahu kondisi keuangan, maka kami dapat memutuskan untuk dapat pergi melaut atau tidak. Supaya tidak meminjam ke supplier, nanti jadi nambah hutang,” ujar La Tohia, nelayan Pulau Seram.

Selain literasi keuangan, terdapat satu sesi mengenai inklusi gender dasar yang disampaikan sebelum memulai permainan. MDPI melihat bahwa di sepanjang permainan, istri nelayan dan para suami saling bertukar peran dan tanggung jawab. Mereka saling bertukar peran dalam mencatat hingga membagi pos keuangan. Kesempatan ini sekaligus digunakan MDPI untuk memperkenalkan bahwa  perempuan juga mampu membawa perubahan melalui partisipasi di sektor perikanan dan pengembangan ekonomi pesisir yang lebih luas.

Beragam informasi dan pengalaman yang didapatkan saat pelatihan memberikan goresan manfaat yang tak terlupakan bagi peserta. Tidak sedikit dari mereka mengakui bahwa setelah pelatihan, pengelolaan keuangan keluarga mereka menjadi lebih teratur. “Saya dan suami menjalankan pos-pos keuangan sudah lebih dari 4 bulan sejak mendapatkan pelatihan. Kami sudah bisa menyisihkan penghasilan untuk ditabung,” ujar Dina Rukmana, istri nelayan Lombok Timur.

Para nelayan juga merasakan bahwa konsep perikanan berkelanjutan yang disisipkan saat pelatihan mendorong mereka untuk terus melaksanakan praktik perikanan berkelanjutan. “Kalau di laut melihat sampah, saya ambil dan membawanya ke darat,” begitu ungkapan Muslimin, nelayan Lombok Timur. Beliau percaya bahwa kesehatan ekosistem juga akan berdampak bagi keberlanjutaan ekonomi keluarga mereka.

Keberhasilan konsep yang dikembangkan oleh MDPI melalui permainan Si Keong Nelayan menjadi langkah awal untuk mengembangkan konsep dan kurikulum pelatihan literasi keuangan fase dua. Saat ini MDPI sedang membangun kerangka konsep literasi keuangan fase dua yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman rumah tangga nelayan dalam perencanaan keuangan, menentukan skala prioritas, instrumen dalam mencapai target dan mimpi keluarga nelayan baik melalui pengembangan usaha ataupun dengan berinvestasi. Permainan kedua ini diberi nama Si Kompas Nelayan yang merupakan akronim dari Simulasi Kelola Mimpi dan Asa Nelayan. Saat ini penyusunannya telah sampai pada tahap uji coba untuk mengumpulkan umpan balik penting dari penerima manfaat.