MDPI Galang Dana Lewat Cerita Nelayan Kecil dalam Acara “The Untold Story: Tuna Fishers in Maluku & Bali”

oleh M. A. Indira Prameswari

Denpasar, Bali—1 Desember 2025, Yayasan Masyarakat dan Perikanan Indonesia (MDPI) menggelar acara makan malam amal bertajuk “Sustainable Fisheries For Food Security: The Untold Stories of Tuna Fishers in Maluku and Bali” di Gedung Wantilan 1 Hyatt Regency, Bali, 28 November 2025. Acara ini mengumpulkan 47 tamu dari pihak industri perikanan, media, perbankan, pemerintah, restoran, dan individu yang peduli dengan isu keberlanjutan perikanan. Hasilnya, hampir 100 juta dana terkumpul untuk menjaga stok perikanan di Bali dan Maluku.

Memperdengarkan Cerita Nelayan yang Langka Beredar

Tamu mendengarkan cerita nelayan Maluku melalui pameran foto dari lapangan.
Tamu mendengarkan cerita nelayan Maluku melalui pameran foto dari lapangan.

Acara tidak hanya menggalang dana dari para tamu, tetapi juga mengajak seluruh pihak yang terlibat untuk mengambil sikap dalam melindungi kekayaan dan kerapuhan sektor perikanan Indonesia. Sikap yang tak lain ditujukan untuk tulang punggung perikanan Indonesia: nelayan skala kecil yang ceritanya jarang terdengar.

“Salah satu fondasi terbesar pangan ada pada sektor perikanan yang dipasok oleh ribuan nelayan kecil, terutama dari Maluku dan Bali. Kami mengajak para tamu untuk mendukung ruang sosial dan ekonomi yang adil, serta laut yang lestari bagi generasi mendatang,” jelas Direktur MDPI Yasmine Simbolon dalam pidatonya malam itu.

Para tamu mendapatkan cuplikan cerita nelayan melalui pelbagai media video, foto, dan karya sastra. Mereka mendengarkan bagaimana aktivitas melaut nelayan kini terganggu oleh perubahan iklim, cuaca ekstrem, hingga kondisi usaha yang belum ramah bagi nelayan skala kecil.

“Ketika musim panen raya tiba, harga ikan sering turun. Ketika nelayan terkena musibah, seperti jaringnya rusak terseret kapal penyebrangan, kita tak bisa melaut lagi. Kadang kasihan nelayan. Seharusnya ada transparansi dan perlindungan kelembagaan,” ujar Wayan Koat Tiarta, nelayan Kabupaten Karangasem, Bali.

Menjaga Alam Laut Lewat Tangan Manusia

Direktur MDPI (kanan) dan perwakilan sponsor acara (kiri) memegang foto yang menceritakan kisah nelayan skala kecil di Kabupaten Karangasem, Bali.
Direktur MDPI (kanan) dan perwakilan sponsor acara (kiri) memegang foto yang menceritakan kisah nelayan skala kecil di Kabupaten Karangasem, Bali.

Memperingati pekan Hari Perikanan Sedunia, cerita para nelayan menjadi pengantar pengumpulan dana dari para tamu. MDPI akan mengalokasikan dana yang terkumpul melalui implementasi penguatan lembaga adat nelayan di Karangasem dan Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) di Maluku Tengah.

“Bicara perikanan berkelanjutan adalah bicara manusia, komunitas, dan keadilan akses. Jika kita ingin laut kita sehat, maka komunitas pesisir harus kuat. Niscaya keamanan pangan kita pun terjamin,” lanjut Yasmine.

Dana yang terkumpul merupakan akumulasi dari sponsor, donatur, dan adopsi foto yang mengisahkan keseharian cerita nelayan skala kecil. Salah satu perwakilan sponsor, Stephen Moore dari Shelter Group Indonesia, menjelaskan bagaimana derma tangan para tamu berkontribusi bagi kelangsungan hidup masyarakat umum.

“Kesuksesan usaha restoran kami, pangan kami, dan keberlanjutan hidup kami adalah berkat hasil produksi perikanan yang melimpah. Semua itu tak lain karena kerja keras nelayan Indonesia dan lautnya yang indah,” jelas Moore di sela-sela acara.

Suasana makan malam semakin hangat dengan penampilan seni tari tradisional Bali yang mengangkat tema lingkungan laut dan kehidupan masyarakat pesisir.

Melalui inisiatif ini, MDPI berharap dapat terus membantu keluarga pesisir membangun mata pencaharian yang lebih baik, sekaligus melindungi laut tempat mereka bergantung.