Laptop for Community dan Klub Sains, Program Pengenalan Teknologi bagi Nelayan dan Anak-Anak

WAPREA, BURU- Bagi sebagian besar anak-anak di kota besar, laptop atau piranti komputer lainnya bisa jadi bukan lagi menjadi barang yang asing. Mereka bisa dengan mudah mendapatkan dan mahir mengoperasikannya. Namun tidak demikian dengan anak-anak di Desa Waprea yang ada di Pulau Buru. Bagi anak-anak di Waprea, untuk bisa menggunakan laptop saja tidaklah mudah. Bahkan banyak di antara mereka yang tidak memilikinya.

Tapi, keterbatasan itu tidak lantas menyurutkan niat mereka untuk belajar menguasai teknologi. Melalui ‘Klub Sains’, anak-anak nelayan itu bersama-sama belajar teknologi dan mencintai lingkungan. Salah satu kegiatan rutin mereka adalah belajar bersama para staf Yayasan Masyarakat dan Perikanan (MDPI) di Desa Waprea. “Setiap Jumat sore, anak-anak berkumpul di kantor MDPI untuk belajar tentang pengoperasian laptop,” kata Untung Aydia Musli, Site Supervisor (SS) MDPI di Pulau Buru.

Seperti yang terjadi pada Jumat, 2 Februari lalu. Tiga anak nelayan yang saat ini duduk di bangku SMP mendatangi kantor MDPI yang ada di Desa Waprea. Mereka tampak begitu antusias duduk di depan laptop sambil mendengarkan arahan dari Untung. “Kali ini kebetulan hanya ada tiga orang yang datang. Biasanya bisa sepuluh sampai lima belas anak,” lanjut Untung.

Saat berada di kantor MDPI, anak-anak itu mendapat penjelasan tentang dasar-dasar pengoperasian laptop, termasuk juga mengenai pengoperasian Microsoft Word, Excel, dan Power Point. Tidak hanya mendapatkan materi dan penjelasan, anak-anak itu sekaligus bisa praktik menggunakan laptop. Namun karena jumlah laptop yang terbatas, mereka dengan senang hati bergantian menggunakannya.

Anak-anak di Desa Waprea tersebut sebagian besar tidak memiliki laptop. Kalaupun ada, biasanya mereka menggunakan laptop milik sekolah masing-masing. Sehingga, memiliki kesempatan untuk bisa belajar mengoperasikan laptop di luar jam sekolah adalah hal yang sangat menggembirakan bagi mereka.

Menurut Untung, ‘Klub Sains’ itu merupakan kelompok yang diinisiasi oleh anak-anak nelayan di Desa Waprea. Anggotanya sebagian besar adalah anak-anak di usia sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Selain belajar tentang teknologi, kegiatan kelompok tersebut juga bervariasi. Salah satunya adalah dengan aktif ikut menjaga lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. “Kalau ada acara bersih pantai, mereka juga aktif terlibat,” kata Untung. Tidak hanya itu, anak-anak itu juga tidak jarang terlibat di acara kampanye penyelamatan lingkungan, seperti kampanye untuk tidak menangkap hewan ETP (endangered, threatened, protected) di laut.

Keberadaan ‘Klub Sains’ tersebut, lanjut Untung, memberikan dampak positif bagi anak-anak yang ada di sekitar Desa Waprea. Hal ini sejalan dengan salah satu program yang ada di Yayasan MDPI melalui departemen Fisheries Improvement. “Di FI, kami memang ada program untuk pengenalan teknologi kepada anak-anak nelayan. Termasuk memfasilitasi mereka untuk belajar. Jadi kegiatan ini akan terus rutin berjalan setiap minggunya,” lanjutnya.

Untung berharap program dan kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak di Desa Waprea bersama Yayasan MDPI ini bisa terus berjalan. Harapannya, anak-anak nelayan di Desa Waprea nantinya bisa bersaing dalam menghadapi tantangan masa depan. Untuk jangka panjang, tim MDPI di Buru juga akan mengadakan kegiatan tambahan berupa pelatihan Bahasa Inggris secara gratis kepada anak-anak. “Kebetulan tim kami ada yang memiliki kemampuan Bahasa Inggris dan sebelumnya pernah menjadi translator. Jadi kami akan mengadakan pelatihan Bahasa Inggris,” pungkas Untung.(*)

Untung (kiri) memberikan materi pengenalan laptop kepada anak-anak di Desa Waplea, Pulau Buru.

Penulis: Mohammad Syifa