Kami menyusun mekanisme dan data yang dibutuhkan untuk pengelolaan perikanan yang adaptif, meliputi pengumpulan data, keterlibatan pemangku kepentingan dan pembangunan kapasitas berdasarkan prinsip EAFM/Pengelolaan Perikanan.
Kami menyusun mekanisme dan data yang dibutuhkan untuk pengelolaan perikanan yang adaptif, meliputi pengumpulan data, keterlibatan pemangku kepentingan dan pembangunan kapasitas berdasarkan prinsip EAFM/Pengelolaan Perikanan.
MDPI bekerja untuk memberdayakan, mendorong dan memperkuat kapasitas masyarakat perikanan untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan perikanan dan mengadvokasikan kesejahteraan masyarakat.
Pelopor dalam teknologi ketelusuran yang merekam aktivitas dan elemen data penting dari umpan sampai ke nampan, untuk memastikan perikanan skala kecil selalu mematuhi aturan yang berlaku dalam skala nasional maupun ekspor.
Dalam upaya mendukung perluasan pengelolaan perikanan adaptif di Indonesia, kami menggunakan dua pendekatan:
Pengumpulan Data – MDPI berfokus pada peningkatan ketersediaan data perikanan skala kecil, dengan tujuan mengembangkan sistem yang mempermudah industri untuk ikut berpartisipasi dalam proses peningkatan tersebut. Melalui pengumpulan data port-side dan menciptakan jalur agar data tersebut dapat menjangkau pemerintah, MDPI turut mendukung pengelolaan perikanan adaptif. Setelah menyusun metode pengumpulan data yang komprehensif, MDPI mencatat dan melakukan validasi data dari 12 lokasi kerja. Data yang terkumpul kemudian dianalis setiap enam bulan dan dibagikan kepada para mitra. KKP menggunakan data dari MDPI untuk mendukung data perikanan nasional, sebagai kepentingan penyusunan IAW Tuna Harvest Strategy (Strategi Pemanenan) dan persyaratan laporan tahunan RFMO. Metodologi pengumpulan data MDPI telah diadopsi oleh beberapa mitra organisasi.
Tata Kelola – MDPI bekerja dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat; dan kami percaya bahwa kebijakan yang dibuat dengan melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, didukung dengan data yang baik, merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam mencapai perikanan berkelanjutan. MDPI mendukung pembentukan enam komite pengelola bersama perikanan sebagai wadah untuk analisis data dan partisipasi aktif, yang melibatkan pemangku kepentingan yang pada umumnya jarang dilibatkan, seperti para nelayan dan pemasok mini-plant. Komite melakukan Pertemuan Reguler dua kali dalam setahun untuk membahas tantangan pengelolaan perikanan yang dihadapi di tingkat daerah.
Peningkatan Kapasitas – Sebagian kelompok masyarakat dampingan MDPI belum aktif terlibat dalam upaya pengelolaan perikanan di tingkat formal. Partisipasi aktif dari kelompok masyarakat serta pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan motivasi mereka terhadap upaya peningkatan perikanan. MDPI bekerja sama dengan beberapa pihak mengadakan seminar dan aktivitas peningkatan kapasitas dengan topik-topik terkait seperti perlunya ketersediaan data yang berkualitas, pentingnya manajemen perikanan, serta praktik yang baik dalam proses rantai dingin hingga pengetahuan mengenai regulasi perikanan terbaru. Per tahun 2020 MDPI menjangkau lebih dari 3.000 pemangku kepentingan di seluruh rantai pasok.
Sebagaimana tercermin pada nama organisasi, kami percaya bahwa tanpa keterlibatan, perkembangan dan motivasi dari masyarakat, peningkatan pengelolaan perikanan berkelanjutan tidak akan berhasil.
Sejak awal, MDPI mencari cara untuk tidak sebatas melibatkan masyarakat, tetapi turut memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat langsung dari pengelolaan perikanan, baik dalam bentuk partisipasi suara pada proses pengelolaan, atau melalui keuntungan finansial. Kami telah lama menjalankan program USA Fair Trade sebagai wadah untuk meningkatkan perikanan berkelanjutan sekaligus mendukung pengembangan sosial masyarakat dan rantai pasok.
Sebagai pelaksana standar Fair Trade Seafood di Indonesia, kami adalah ahli yang berpengalaman dalam pembangunan berbasis masyarakat. Komponen utama dari model Fair Trade adalah pembentukan dan pengembangan kelompok. Setiap kelompok terjamin mendapatkan dana premi untuk setiap ikan yang dijual melalui program Fair Trade. Kelompok-kelompok ini harus terorganisir untuk dapat mengakses dan memanfaatkan dana tersebut. Peran MDPI dalam hal ini adalah mengorganisir kelompok-kelompok tersebut.
Kami mendukung organisasi, visi/misi, objektif dan kegiatan pengembangan kelompok hingga koperasi nelayan. Saat ini MDPI telah mendukung lebih dari 30 kelompok nelayan dan tengah memperluas jangkauan kami dalam pengorganisasian masyarakat di setiap provinsi.
MDPI merupakan perintis dalam penerapan teknologi berbasis ketelusuran (Traceability-Based Technology/TBT) untuk merekam kejadian dan elemen data penting dalam hal penelusuran produk makanan laut, dari umpan hingga ke nampan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perikanan skala kecil turut menaati peraturan nasional maupun pasar ekspor.
Perikanan skala kecil seringkali terkendala dalam menggunakan teknologi TBT dikarenakan rantai pasoknya yang tersebar. Selama 8 tahun terakhir, MDPI telah berusaha memecahkan masalah teknologi tersebut. Kami mengembangkan sistem dan aplikasi digital yang dirancang khusus untuk sektor perikanan skala kecil, menggunakan sumber terbuka (open source) atau platform berbiaya rendah sehingga teknologi dapat diakses oleh pelaku perikanan skala kecil. Melalui pendekatan ini, MDPI turut serta dalam memerangi Perikanan Ilegal, Tidak Teratur dan Tidak Dilaporkan (Ilegal, Unregulated and Unreported Fishing/IUUF), serta memastikan bahwa perikanan skala kecil mampu bersaing dan mempertahankan akses pasar.
Melalui beberapa sumber pendaanaan antara lain dari kemitraan publik swasta dan univeristas, MDPI mulai mengembangkan tiga sistem digital. Bermula dari aplikasi I-Fish (sistem informasi elektronik untuk pengumpulan data dengan fungsi luring), Trafiz (aplikasi seluler untuk dokumentasi tangkapan yang memungkinkan pembeli pertama atau pemasok ikan mengumpulkan dan mengirimkan data ketertelusuran) dan TraceTales™ (sistem produksi dan inventarisasi yang terintegrasi untuk pabrik pengolahan). TraceTales™ yang merekam data secara digital dari tahap awal bahan mentah, hingga tahap pengolahan hingga pengemasan dan pengiriman, kini digunakan di delapan Unit Pengolah Ikan (UPI) di Indonesia dan telah melacak lebih dari 5.700 ton ikan hingga tahun 2020.
TraceTales™ saat ini berada di bawah pengelolaan PT Sahabat Laut Lestari (SLL).
MDPI merupakan mitra pelaksana perikanan pertama di dunia yang memperoleh sertifikasi Fair Trade. Dengan sertifikasi ini, MDPI mampu mendukung kelompok nelayan dalam memperoleh dan memanfaatkan dana premium, serta memastikan para nelayan menerima sejumlah USD 0,2 (sekitar Rp 3.000) per kilogram dari total yang di ekspor.
Melanjutkan kesuksesan pelaksanaan Fair Trade, di tahun 2020 MDPI berhasil mewujudkan mimpi yang telah lama dikejar yaitu sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC). Pada bulan Mei 2020, Kelompok Nelayan Tuna Fair Trade Buru Utara dan Maluku menjadi perikanan pancing ulur tuna sirip kuning pertama di dunia, dan kedua di Indonesia, yang mendapatkan sertifikasi sesuai dengan standar perikanan MSC. Kedua pencapaian ini adalah prestasi besar, kami melaksanakan kegiatan pengumpulan data selama hampir satu dekade, pengembangan kapasitas, kelompok nelayan, perbaikan manajemen dan tata kelola perikanan serta inisiatif teknologi, ketelusuran dan transparansi.
Ketika perikanan lainnya ingin mengejar sertifikasi, MDPI dapat berperan sebagai wadah penyimpanan berbagai pendekatan dengan praktik terbaik. Kami terus memfasilitasi inovasi untuk efisiensi proses pendaftaran kapal dan turut mendukung peluncuran Sistem Perizinan Manunggal Satu Atap (SAMSAT) Perizinan kapal perikanan dan berbasis digital di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Bantu kami membangun masa depan yang lebih berkelanjutan bagi perikanan dengan berdonasi untuk MDPI.
Dengan dukungan Anda, kami dapat terus membawa perubahan jangka panjang bagi nelayan skala kecil dan masyarakat pesisir di Indonesia.